WORKSHOP VOKASI PPI, PERAN CITIZEN DIPLOMACY BAGI MAHASISWA
FDKI IAIN Kudus–Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Kudus mengadakan Workshop Vokasi Diplomasi bagi mahasiswa Pemikiran Politik Islam yang berlangsung di Ruang Multimedia Gedung SBSN Lantai 2 pada Jum’at (26/08/2022).
Turut hadir memberikan pengantar workshop PPI, yakni Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Dr. Siti Malaliha Dewi, S.Sos., M.SI., Pemateri I Hanung Nugroho dari Diplomat Madya di Kementrian Luar Negri, Pemateri II Mohd. Agoes Aufiya dari PHD Candidate Centre for Internasional Studies Jawaharlal Nehru University, dan dimoderatori oleh Dosen PPI Umi Qodaarisasi.
Workshop Vokasi Diplomasi ini dikemas dengan pembahasan mengenai Citizen Diplomacy dan juga peranan diplomasi Indonesia di kedutaan luar negri.
Pemateri I Hanung Nugroho mulai menjelaskan diplomasi dengan memperkenalkan peta dunia sebagai gambaran jaringan sistem yang menghubungkan satu dengan yang lainnya. Hal ini Indonesia juga termasuk pelaksana diplomat yang memiliki cita-cita kemerdekaan. Indonesia mempunyai pendirian, berhak menentukan sikap, berhak memperjuangkan tujuan. Diplomat dikirimkan dari negarinya masing-masing, dan juga ada yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
“Indonesia juga memiliki kedudukan sebagai pelaksana teknis bidang diplomasi, adapun diplomasi Republik Indonesia dari masa ke masa yakni, dari masa kemerdekaan – Orde baru (Pengakuan merdeka, Konsolidasi wilayah, Perang dingin), Masa reformasi (Era Reformasi - Paska perang dingin, memperkuat sentralitas ASEAN, dan pembentukan komunitas ASEAN), Zaman Now (Pandemi Covid-19, diplomasi vaksin, pemulihan ekonomi, transformasi digital, dan energy transition).”
Pemateri II Mohd. Agoes Aufiya menyambung pembicaraan diplomasi ini dengan berbagi pengalamannya semasa menempuh pendidikan di India, karena warga negara yang terlibat sebagai perwakilan suatu negara berupa pertukaran ilmiah, budaya, dan atletik internasional ini termasuk diplomasi, serta tentunya juga Mohd. Agoes Aufiya termasuk citizen diplomacy sebagai mahasiswa aktif waktu itu di India.
“Ketika bertemu mahasiswa India, kita tidak bisa bertindak sesuka kita. Karena kita harus bertindak sebagai sebagai duta bangsa. Waktu itu saya berusaha menjadi Duta Indoensia yang baik dan menjelaskan kepada mereka tentang apa itu negara Indonesia, karena banyak juga dari orang India tidak tahu mengenai negara Indonesia,” jelasnya.
Ia juga menekankan terkait cara mahasiswa untuk menjadi citizen diplomacy, yakni dengan memiliki cita-cita berkualiah di luar negeri, memiliki ketrampilan bahasa asing dan bahasa Inggris, mengenali lebih dalam dan cinta terhadap negara Indonesia, mempunyai kegigihan dalam berkuliah dengan tidak pantang menyerah, serta mau untuk bersosialisai dengan sekitar. -Ast