Membedah tentang Pemuda dan Masa Depan Partai Politik Islam
Senin, 25 Oktober 2021, Program Studi Pemikiran Politik Islam IAIN Kudus menyelenggarakan seminar nasional dengan tema "Pemuda dan Masa Depan Partai Politik Islam" yang bertempat di Aula Gedung Rektorat lt. 3 IAIN Kudus. Seminar tersebut menghadirkan narasumber yang profesional yaitu Bapak Dr. Achmad Maulani, M.Si. selaku Tenaga Ahli Wakil Ketua DPR RI dan dihadiri oleh peserta dari mahasiswa Pemikiran Politik Islam baik angkatan 2018 sampai angkatan 2021. Acara tersebut dipandu oleh Ibu Umi Qodarsasi, S.IP., M.A. sebagai moderator.
Sambutan pertama diberikan oleh Bapak Dr. H. Supaat, M.Pd yang mewakili Rektor IAIN Kudus, beliau mengatakan bahwa partai politik islam sangat bagus untuk membekali mahasiswa-mahasiswa baru dalam bidang politik. Mahasiswa harus tau betul terkait partai politik yang ada di Indonesia. Menurut beliau, partai politik di Indonesia ada 3 yaitu santri, priyayi dan abangan. Ketiganya sangat erat kaitannya dengan partai politik.
Sambutan kedua diberikan oleh Bapak Dr. Masturin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Kudus. “Mahasiswa dakwah khususnya Program Studi Pemikiran Politik Islam sudah mendapatkan rekomendasi dari Bawaslu, KPU dan DPRD, suratnya juga sudah masuk ke saya” ujar beliau. Setiap mahasiswa fakultas dakwah sudah memiliki rekomendasi masing-masing, jadi tidak khawatir mahasiswa dakwah bisa mengembangkan dan memajukan potensi mereka di bidangnya masing-masing. Berbicara soal politik bahwa setiap lembaga seperti Bawaslu dan KPU memerlukan partisipasi khususnya dari mahasiswa.
Menuju acara yang dinanti-nanti oleh para peserta, materi disampaikan oleh Bapak Dr. Achmad Maulani, M.Si selaku Tenaga Ahli Wakil Ketua DPR RI. Beliau memaparkan soal Milenial dan Masa Depan Partai Islam. Globalisasi dengan seluruh dinamikanya ibarat panser yang akan menggilas siapapun. Bicara soal politik, bahwa politik merupakan instrumen penting dalam demokrasi dan sebagai upaya melawan deparpolisasi.
Apa yang menjadi hal penting dalam politik? Hal terpenting dalam politik diantaranya agama dan politik seperti saudara kembar dan membantu kebijakan negara. Politik harus dibingkai dengan nilai-nilai konstitusional. Tahun 2024 nantinya, kaum milenial akan menjadi bagian terbesar dalam pemilihan di Indonesia yakni diatas 50%. Ciri-ciri dari generasi milenial diantaranya mereka menganggap politik sebagai generasi lebih tua dan apatis terhadap persoalan politik. Beliau juga menjelaskan ada empat segmentasi pemilih di Indonesia yaitu rasional, konservatif, swing dan apatis. Banyak generasi milenial yang dalam pemilih yang apatis dan swing (belum menentukan pilihan). Muncul juga tiga masalah institusional partai politik antara lain, yang pertama genetik partai, secara keseluruhan partai politik masih dipengaruhi oleh karisma figur. Yang kedua, ketersediaan sumber daya terutama dalam pembiayaan partai politik. Yang ketiga, faksionalisasi dimana deinstitusionalisasi partai di negara-negara yang demokrasinya belum terkonsolidasi dengan baik. Beliau berpesan bahwa, “Kita tidak bisa mendasarkan pada kemampuan pribadi, melainkan juga membangun jaringan yang luas semasa kuliah, jangan alergi terhadap organisasi kampus dan luar kampus serta membangun pemahaman yang baik.” tuntas beliau.
Kontributor : Sri Lestari Vitta Ningsih (Mahasiswa PPI’19)