Konsorsium Program Studi Pemikiran Politik Islam “Dukungan Masyarakat terhadap Politik Uang”

Blog Single

Program Studi Pemikiran Politik Islam (PPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Kudus mengadakan konsorsium dengan tema "Dukungan Masyarakat terhadap Politik Uang". Konsorsium tersebut dihadiri oleh Wakil Dekan I Dr. H. Ahmad Zaini, Lc., M.S.I., Ketua Prodi PPI Dr. Ozi Setiadi, S.Sos., MA.Pol. beserta para dosen dan mahasiswa dan berlangsung via Zoom/di ruang meeting FDKI, Rabu (16/11/2022).

Ahmad Zaini dalam sambutannya menyatakan bahwa politik uang merupakan topik yang menarik untuk dibahas dan didiskusikan mengingat tidak lama lagi merupakan tahun politik.

“Politik uang di masyarakat ini bersifat malu-malu tapi mau. Dengan tema dukungan masyarakat terhadap politik uang, tentu saja ini sangat menarik untuk dibahas dan nantinya mahasiswa PPI bisa terjun langsung ke masyarakat dalam menangani praktik politik uang,” jelasnya.

Politik uang ini adalah penelitian yang dipaparkan oleh Ketua Prodi PPI Dr. Ozi Setiadi, S.Sos., MA.Pol. untuk menganalisa faktor pendorong masyarakat dalam mendukung politik uang. Dalam pemaparan penelitiannya tersebut terdapat poin atau temuan yang patut dibahas yakni politik uang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat tepatnya di Kabupaten Kudus, bahkan dalam pemilihan kepala desa sampai melibatkan botoh (bandar) dan tim sukses yang biasa dikenal sabet.

Pendidikan politik yang lemah mengakibatkan maraknya dukungan masyarakat terhadap politik uang. Politik uang membuat seseorang yang menerimanya senang dan bermanfaat. Selain itu, politik uang terjadi karena ketidaktahuan masyarakat akan undang-undang politik uang.

“Praktik politik uang sejalan dengan sejauh mana kandidat-kandidat yang bersaing itu kreatif atau tidak, orang yang menggunakan uang adalah orang yang tidak memiliki gagasan,” ucap M. Hasan Syamsudin, salah satu peserta konsorsium.  

Meskipun banyak pandangan negatif terkait politik uang, namun dalam pemaparan Ozi Setiadi juga dijelaskan bahwa politik uang ternyata dibolehkan tokoh agama dengan syarat “ jika seorang yang fasik merebut dan jelas akan memenangkan pemilihan mengalahkan seseorang yang sholeh sebagai pemimpin, maka wajib kita membeli suara yang sama” Kutipan Bahaudin, 9 Desember 2020.

Konsorsium ini diadakan agar mahasiswa PPI dapat memberikan pembelajaran pendidikan politik di masyarakat.

"Dukungan masyarakat terhadap politik uang terjadi karena lemahnya pendidikan politik bagi masyarakat, sehingga pendidikan politik sangat berpengaruh penting dalam masyarakat. Saya harap, mahasiswa PPI dapat memberikan arahan dan wawasan terkait pendidikan politik dan politik uang kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya," harap Ozi Setiadi. (Rohim)

Share this Post1: